Judul : Cinta
Paket Hemat
Penulis : Retni SB
Bahasa : Indonesia
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 280
Sinopsis:
Wajah lumayan, karier ada,
dukungan keluarga nggak pernah kurang, punya teman se-geng yang asik abis, bisa
ketawa kapan saja, dan... statusnya bukan jomblo. Itulah Pipit. Semua itu cukup
jadi modalnya untuk bahagia, kan? Memang.
Tapi,
sejak dia mendadak ketiban rezeki jadi ibu bagi Lio, bocah laki-laki umur lima
tahun, hidupnya berubah 180 derajat! Putus dengan pacar, tenaga dan emosi
terkuras ke sana-sini, pekerjaan kacau-balau---bahkan sampe
dipecat---teman-teman menjauh.... Aduh! Semua berantakan!
Apa
yang bisa membuat hidupnya kembali cerah seperti dulu?
Dokter
yang memeriksanya menyarankan supaya dia segera punya pacar. Ha! Mana ada sih
cowok yang mau menerima dia lengkap satu paket dengan Lio?
Pak
Sapta yang dewasa dan mapan saja, yang mampu melimpahinya dengan perhatian dan
hadiah serbasempurna, tak ingin keasikannya dengan Pipit ditengahi Lio....
Kebalikan
dengan Aries. Cowok sinting itu malah mampu membuat Lio menjadi tenang. Tapi
sebelnya, cowok itu hobi benar adu mulut... gak ada brentinya nyela dan
berkomentar...
~ <<<>>> ~
Gempa bumi di Yogya membuat hidup Pipit
dan Aries berubah, Lia dan Fadil kakak mereka menjadi korban.
Pipit dan Aries yang sebelumnya tidak
akur dipaksa untuk menjadi orang tua Lio dan membuat mereka harus seatap untuk
menjaga Lio selama 24 jam.
Hari-hari Pipit sebagai orang tua Lio
tidaklah mudah, harus ekstra sabar dan berhati-hati, hingga membuat
pekerjaannya keteteran karena tenaga yang terkuras.
Masalah demi masalah mendatangi Pipit, dari
putus dengan pacar,
sahabat-sahabatnya yang meminta dia
menjadi Pipit yang seperti dulu - yang tidak pernah mengasihani diri sendiri,
yang bisa menghadapi masalah dengan tetap tertawa - , kedatangan Amy yang
walaupun membantu tapi menambah ruwet suasana hatinya, kehilangan pekerjaan,
cinta yang ditolak dan pacar yang posesif. Komplit…
Dia tidak menyadari kalau sebenarnya ada
Aries yang selalu ada di pihaknya.
Gue tau elu lagi punya masalah. Tapi tiap
orang kan punya masalah. Masalah itu harus diatasin. Bukannya dimuntahin ke
muka orang lain. (hal 80)