Minggu, 26 April 2015

The Department of Lost and Found – Allison Winn Scotch





Judul : The Department of Lost and Found
Sub Judul : Hilang dan Ditemukan
Penulis : Allison Winn Scotch 
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 416

Sinopsis:

Hidup berjalan cukup menyenangkan bagi Natalie Miller. Pada usia tiga puluh, ia tengah menaiki tangga kesuksesan di New York sebagai ajudan senior seorang senator. Dan meski pacarnya bukan lelaki terseksi sejagat raya, setidaknya ada seseorang yang menyambutnya tiap malam.

Tiba-tiba sang pacar mencampakkannya. Tapi berita itu tak sebanding dengan kabar yang disampaikan dokter: Natalie mengidap kanker. Mendadak hidup tak sama lagi bagi Natalie.

Demi mencari tahu apa yang salah dalam kehidupannya, Natalie menelusuri kembali kelima cinta dalam hidupnya. Di sepanjang jalan, Natalie mempertanyakan hubungannya dengan teman-teman, orangtua, rekan kerja, mereka yang pergi, dan, terutama, dengan diri sendiri.

Perjalanan itu membawanya pada jalan-jalan baru dan tempat-tempat yang belum pernah ia jelajahi. Dan Natalie belajar bahwa saat hidup begitu tak terduga, bukan apa yang hilang yang menentukan siapa dirimu... melainkan apa yang kautemukan.

~ <<<>>> ~

Natalie Miller wanita yang tangguh, mandiri, seorang pembangkang yang akan segera melakukan sesuatu apabila menurutnya ada yang salah dari pekerjaan yang dia geluti, wanita yang cinta akan kemenangan dan pastinya dia gila kerja, berlibur rasanya seperti sesuatu yang terpaksa dia lakukan.  - Ada beberapa sikap yang bisa dicontoh dari Nat seperti ketangguhan, ketegaran dan kemandiriannya. -

Kegiatan sehari-harinya berubah dari perempuan supersibuk yang sudah siap di meja kerja pukul 7:30 dan menghabiskan dua belas jam berikutnya dengan bekerja keras menjadi bangun tidur dengan efek-efek perawatan kemo, menonton kuis The Price is Right, mengirim email, berulang kali mengecek email, berjalan-jalan, menerima telepon dari dokter, teman dan orang tuanya, menonton tv dan tidur. Perjuangannya untuk mengalahkan kanker tidaklah mudah, sampai-sampai dia merasa kesepian, putus asa dan mengasihi diri sendiri tapi dia adalah wanita pemberani yang berjuang melawan kanker ditubuhnya dan dia wanita yang beruntung karena dia dikelilingi oleh orang-orang yang peduli, cinta dan membantu dia.

Janice ahli terapi kanker menyarankan untuk menyalurkan perasaan Natalie Miller ke kertas ketimbang memendamnya dalam hati dan diam-diam saja mengasihani diri sendiri. Dan dalam diary inilah kelima kisah cinta dalam hidupnya tertuang. Colin, Brandon, Dylan, Jake dan Ned.

Salah satu sikap yang aku suka dari Natalie Miller adalah dia tetap bekerja keras dan tidak terlarut dalam kekecewaan pada saat dia bisa kembali bekerja dan mendapati ruangan kerjanya tak lagi sama seperti dulu.
Pacar Natalie yang aku sukai adalah Jake walaupun dia mulai terkenal dia tetap menjadi orang biasa kalau berada di dekat Natalie, telaten merawat, mau memenuhi kebutuhan Natalie dan dia mencintai Natalie apa adanya.
Akhir buku ini tidak seperti yang aku harapkan, tapi lambat laun aku mulai mengerti kenapa... Karena memang itu yang terbaik untuk Natalie.

~ <<<>>> ~

Mungkin lebih menyehatkan jika kusalurkan perasaanku ke kertas ketimbang memendamnya dalam hati dan diam-diam saja mengasihani diri sendiri (hal 9)

Tapi ada beberapa hal yang takkan pernah membuatmu terbiasa. (hal 29)

Untung saja tubuh manusia cukup tangguh dan cerdas untuk mengetahui cara menumbuhkan kembali semua itu setelah semua proses selesai. (hal 37)

Tegarlah, Nat, tegar (hal 43)

Ini bukan aku yang sebenarnya. Bukan aku yang seharusnya. Kupusatkan perhatian pada mata sembabku dan bertanya-tanya akankah datang hari ketika aku kembali seperti dulu. (hal 43)

Terkadang kata-kata tidak banyak menjelaskan badai yang akan menerpa. (hal 47 – 48)

Pada akhirnya, kegairahan kami terhadap satu sama lain memudar, seperti halnya kegairahan seseorang yang memudar tanpa terhindarkan. (hal 60)

Kami mendapati bahwa warna rambut dan panjang celana hanya sedikit berhubungan dengan pernyataan sejati tentang jati dirimu. (hal 63)

“Aku tidak akan berhenti, sampai jelas bagimu bahwa aku tak terhentikan.” (hal 67)

Dan tentu saja, sebagaimana lazimnya kehidupan, permasalahan lain langsung muncul setelah aku berdamai dengan satu hal. (hal 67 – 68)

“Aku tak bisa membiarkan sel-sel kecil mengerikan ini merampok hak yang diberikan Tuhan padaku,” jawabku. (hal 118)

Aku pernah membaca bahwa yang disebut pemberani bukanlah mereka yang tak pernah merasakan takut. Yang disebut pemberani adalah mereka yang merasakan takut dan terus berjalan menghampiri ketakutan itu. (hal 130)

Jangan pernah berpikir untuk menyerah. Kau tak tahu seberapa besar kemampuanmu untuk bertahan sampai kau terpaksa menggunakannya.” (hal 159)

“Semua orang pasti pernah membuat keputusan yang buruk dalam hidup mereka. (hal 181)

Ketika mereka ditekan, ketika hidup tampaknya terlalu mengerikan bahkan untuk dipahami, dan ketika tak ada cahaya yang dapat mereka pegangi. Itulah saat keyakinan mereka paling kuat.” (hal 197)

“Jadi, pertanyaannya bukanlah mengapa Tuhan belum memberimu keberuntungan, tapi bagaimana kau bisa mendatangkan keberuntungan untuk dirimu sendiri.” (hal 198 – 199)

Udara segar baik bagi jiwa, (hal 213)

“Penasaran juga, kurasa. Maksudku, bagaimana jika di atas sana hanya ada berjuta-juta orang, yang menunggu kita, berpesta meriah, dan bertanya-tanya mengapa kita semua begitu takut mati.” (hal 215)

“Bagian terburuknya sudah lewat, Sayang. Mulai sekarang, hanya ada langit cerah.” (hal 229)

“Kau harus menemukan harapan di mana pun kau berada.” (hal 233)

Tapi sulit membangun kehidupan bersama, ketika kata “bersama” tak benar-benar menjadi bagian dari rumusannya (hal 244)

“Kau tak tahu apa yang kaumiliki sampai kau menghilangkannya,” (hal 252 – 253)

Terkadang orang-orang datang kembali ke kehidupan kita karena menurut mereka itulah yang baik bagi mereka. Dan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan apa yang baik untukmu.” (hal 277)

“Segala sesuatu ada syaratnya, Nat. Semua orang punya titik tempat mereka tahu bahwa diri mereka telah didorong terlampau jauh.” (hal 319)

“Apa yang harus kauketahui tentang semua ini, saat kau melewati semua ini: tak peduli betapa tersesatnya kau di dalam labirin neraka dan kekacauan ini, pada akhirnya, aku berjanji kau akan ditemukan.” (hal 339)

Bahwa ada hal-hal lebih buruk dalam kehidupan jika dibandingkan dengan meninggalkan seseorang yang pernah kaucintai. (hal 347)

Rasa : Salut, merasa tertantang, memahami, mengerutkan dahi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar