Tampilkan postingan dengan label Sari Agustia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sari Agustia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juni 2015

Love Fate – Sari Agustia




Judul : Love Fate
Penulis : Sari Agustia
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Elex Media Komputindo
Halaman : 228


Sinopsis:

Kata orang, pernikahan yang kupunya ini sempurna.

Karier kami sama-sama menanjak. Sejak dua tahun lalu, kami mulai tinggal di rumah sendiri. Tak hanya itu, kami pun membekali diri kami masing-masing sebuah mobil untuk bepergian setiap harinya. Oh ya, kami juga punya dana untuk travelling keluar negeri—setidaknya sekali dalam setahun—dan berkunjung ke rumah Ambu di Bandung atau rumah Bapak serta Ibu Mertuaku di Malang.

Hanya satu yang sebenarnya sering kali mengganggu: Keturunan. Lima tahun bahtera ini berjalan, belum juga hadir si buah hati.

Kami tak pernah menunda. Tak pernah juga mempermasalahkannya. Dan … tak pernah juga membicarakannya.

Bagaimana ini….

Suamiku sebenarnya mau punya anak atau tidak?

Yang ke dokter hanya aku. Yang mau adopsi hanya aku. Masa hanya aku saja yang berusaha?

~ <<<>>> ~

Bagaimanapun, Allah Swt., tidak tidur. Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa asalkan manusia itu ikhlas dan bersabar. (hal 22)

Tessa wanita yang pintar, mapan dan mandiri harus menghadapi masalah yaitu belum mendapatkan keturunan setelah hampir lima tahun menikah. Perjuangannya untuk mempunyai anak dimulai sejak acara pernikahan Indah adik dari suaminya, Mas Bhas. Desakan dari mertuanya yang keras dan sinis, serta tekanan dari orang-orang sekitar membuat dia serius memikirkan soal anak.
Di lain pihak Mas Bhas suami Tessa tidak pernah mau diajak konsultasi ke Dokter, alhasil sampai 3 kali konsultasi Tessa harus datang tanpa suaminya, Tessa merasa Mas Bhas tidak serius soal mempunyai anak. Dalam perjuangannya ini dia bertemu dengan Esme yang juga berjuang untuk mendapatkan keturunan, dan Mbak Kanti yang ingin menyerahkan anaknya yang dia kandung untuk di adopsi oleh keluarga baik dan mapan, Mbak Kanti harus melakukannya karena masalah ekonomi.
Desakan Tessa untuk mengadopsi anak akhirnya membuat Mas Bhas menyerah dan mau diajak berkonsultasi ke dokter, keadaan semakin membaik sejak itu. Apakah semuanya berjalan lancar dan sesuai harapan?


“Setiap orang punya punya masalah sendiri-sendiri. Punya cara masing-masing juga untuk menyelesaikannya. Tak perlu menghakimi karena kita tak tahu mereka seperti apa.” (hal 107)