Judul : Love Fate
Penulis : Sari
Agustia
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Elex Media Komputindo
Halaman : 228
Sinopsis:
Kata orang, pernikahan yang kupunya ini
sempurna.
Karier kami sama-sama menanjak. Sejak dua tahun
lalu, kami mulai tinggal di rumah sendiri. Tak hanya itu, kami pun membekali
diri kami masing-masing sebuah mobil untuk bepergian setiap harinya. Oh ya,
kami juga punya dana untuk travelling
keluar negeri—setidaknya sekali dalam setahun—dan berkunjung ke rumah Ambu di Bandung atau rumah Bapak serta
Ibu Mertuaku di Malang.
Hanya satu yang sebenarnya sering kali
mengganggu: Keturunan. Lima tahun bahtera ini berjalan, belum juga hadir si
buah hati.
Kami tak pernah menunda. Tak pernah juga
mempermasalahkannya. Dan … tak pernah juga membicarakannya.
Bagaimana ini….
Suamiku sebenarnya mau
punya anak atau tidak?
Yang ke dokter hanya
aku. Yang mau adopsi hanya aku. Masa hanya aku saja yang berusaha?
~ <<<>>> ~
Bagaimanapun, Allah Swt., tidak tidur.
Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa asalkan manusia itu ikhlas dan
bersabar. (hal 22)
Tessa wanita yang pintar, mapan dan
mandiri harus menghadapi masalah yaitu belum mendapatkan keturunan setelah
hampir lima tahun menikah. Perjuangannya untuk mempunyai anak dimulai sejak
acara pernikahan Indah adik dari suaminya, Mas Bhas. Desakan dari mertuanya
yang keras dan sinis, serta tekanan dari orang-orang sekitar membuat dia serius
memikirkan soal anak.
Di lain pihak Mas Bhas suami Tessa tidak
pernah mau diajak konsultasi ke Dokter, alhasil sampai 3 kali konsultasi Tessa
harus datang tanpa suaminya, Tessa merasa Mas Bhas tidak serius soal mempunyai
anak. Dalam perjuangannya ini dia bertemu dengan Esme yang juga berjuang untuk
mendapatkan keturunan, dan Mbak Kanti yang ingin menyerahkan anaknya yang dia
kandung untuk di adopsi oleh keluarga baik dan mapan, Mbak Kanti harus
melakukannya karena masalah ekonomi.
Desakan Tessa untuk mengadopsi anak
akhirnya membuat Mas Bhas menyerah dan mau diajak berkonsultasi ke dokter, keadaan
semakin membaik sejak itu. Apakah semuanya berjalan lancar dan sesuai harapan?
“Setiap orang punya punya masalah
sendiri-sendiri. Punya cara masing-masing juga untuk menyelesaikannya. Tak
perlu menghakimi karena kita tak tahu mereka seperti apa.” (hal 107)