Judul : The Department of Lost and Found
Sub Judul : Hilang dan Ditemukan
Penulis : Allison Winn Scotch
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 416
Sinopsis:
Hidup berjalan cukup
menyenangkan bagi Natalie Miller. Pada usia tiga puluh, ia tengah menaiki
tangga kesuksesan di New York sebagai ajudan senior seorang senator. Dan meski
pacarnya bukan lelaki terseksi sejagat raya, setidaknya ada seseorang yang
menyambutnya tiap malam.
Tiba-tiba sang pacar
mencampakkannya. Tapi berita itu tak sebanding dengan kabar yang disampaikan
dokter: Natalie mengidap kanker. Mendadak hidup tak sama lagi bagi Natalie.
Demi mencari tahu apa yang
salah dalam kehidupannya, Natalie menelusuri kembali kelima cinta dalam
hidupnya. Di sepanjang jalan, Natalie mempertanyakan hubungannya dengan
teman-teman, orangtua, rekan kerja, mereka yang pergi, dan, terutama, dengan
diri sendiri.
~ <<<>>> ~
Natalie Miller wanita yang tangguh,
mandiri, seorang pembangkang yang akan segera melakukan sesuatu apabila
menurutnya ada yang salah dari pekerjaan yang dia geluti, wanita yang cinta
akan kemenangan dan pastinya dia gila kerja, berlibur rasanya seperti sesuatu
yang terpaksa dia lakukan. - Ada
beberapa sikap yang bisa dicontoh dari Nat seperti ketangguhan, ketegaran dan
kemandiriannya. -
Kegiatan sehari-harinya berubah dari
perempuan supersibuk yang sudah siap di meja kerja pukul 7:30 dan menghabiskan
dua belas jam berikutnya dengan bekerja keras menjadi bangun tidur dengan
efek-efek perawatan kemo, menonton kuis The Price is Right, mengirim email,
berulang kali mengecek email, berjalan-jalan, menerima telepon dari dokter,
teman dan orang tuanya, menonton tv dan tidur. Perjuangannya untuk mengalahkan
kanker tidaklah mudah, sampai-sampai dia merasa kesepian, putus asa dan
mengasihi diri sendiri tapi dia adalah wanita pemberani yang berjuang melawan
kanker ditubuhnya dan dia wanita yang beruntung karena dia dikelilingi oleh
orang-orang yang peduli, cinta dan membantu dia.
Janice ahli terapi kanker menyarankan
untuk menyalurkan perasaan Natalie Miller ke kertas ketimbang memendamnya dalam
hati dan diam-diam saja mengasihani diri sendiri. Dan dalam diary inilah kelima
kisah cinta dalam hidupnya tertuang. Colin, Brandon, Dylan, Jake dan Ned.
Salah satu sikap yang aku suka dari
Natalie Miller adalah dia tetap bekerja keras dan tidak terlarut dalam
kekecewaan pada saat dia bisa kembali bekerja dan mendapati ruangan kerjanya
tak lagi sama seperti dulu.
Pacar Natalie yang aku sukai adalah Jake
walaupun dia mulai terkenal dia tetap menjadi orang biasa kalau berada di dekat
Natalie, telaten merawat, mau memenuhi kebutuhan Natalie dan dia mencintai
Natalie apa adanya.
Akhir buku ini tidak seperti yang aku
harapkan, tapi lambat laun aku mulai mengerti kenapa... Karena memang itu yang
terbaik untuk Natalie.
~ <<<>>> ~
Mungkin lebih menyehatkan jika kusalurkan
perasaanku ke kertas ketimbang memendamnya dalam hati dan diam-diam saja
mengasihani diri sendiri (hal 9)
Tapi ada beberapa hal yang takkan pernah
membuatmu terbiasa. (hal 29)
Untung saja tubuh manusia cukup tangguh
dan cerdas untuk mengetahui cara menumbuhkan kembali semua itu setelah semua
proses selesai. (hal 37)
Tegarlah,
Nat, tegar (hal 43)
Ini
bukan aku yang sebenarnya. Bukan aku yang seharusnya. Kupusatkan perhatian pada
mata sembabku dan bertanya-tanya akankah datang hari ketika aku kembali seperti
dulu. (hal 43)
Terkadang kata-kata tidak banyak
menjelaskan badai yang akan menerpa. (hal 47 – 48)
Pada akhirnya, kegairahan kami terhadap
satu sama lain memudar, seperti halnya kegairahan seseorang yang memudar tanpa
terhindarkan. (hal 60)
Kami mendapati bahwa warna rambut dan
panjang celana hanya sedikit berhubungan dengan pernyataan sejati tentang jati
dirimu. (hal 63)
“Aku tidak akan berhenti, sampai jelas
bagimu bahwa aku tak terhentikan.” (hal 67)
Dan tentu saja, sebagaimana lazimnya
kehidupan, permasalahan lain langsung muncul setelah aku berdamai dengan satu
hal. (hal 67 – 68)
“Aku tak bisa membiarkan sel-sel kecil
mengerikan ini merampok hak yang diberikan Tuhan padaku,” jawabku. (hal 118)
Aku pernah membaca bahwa yang disebut
pemberani bukanlah mereka yang tak pernah merasakan takut. Yang disebut
pemberani adalah mereka yang merasakan takut dan terus berjalan menghampiri
ketakutan itu. (hal 130)
Jangan pernah berpikir untuk menyerah.
Kau tak tahu seberapa besar kemampuanmu untuk bertahan sampai kau terpaksa
menggunakannya.” (hal 159)
“Semua orang pasti pernah membuat
keputusan yang buruk dalam hidup mereka. (hal 181)
Ketika mereka ditekan, ketika hidup
tampaknya terlalu mengerikan bahkan untuk dipahami, dan ketika tak ada cahaya
yang dapat mereka pegangi. Itulah saat keyakinan mereka paling kuat.” (hal 197)
“Jadi, pertanyaannya bukanlah mengapa
Tuhan belum memberimu keberuntungan, tapi bagaimana kau bisa mendatangkan
keberuntungan untuk dirimu sendiri.” (hal 198 – 199)
Udara
segar baik bagi jiwa,
(hal 213)
“Penasaran juga, kurasa. Maksudku,
bagaimana jika di atas sana hanya ada berjuta-juta orang, yang menunggu kita,
berpesta meriah, dan bertanya-tanya mengapa kita semua begitu takut mati.” (hal
215)
“Bagian
terburuknya sudah lewat, Sayang. Mulai sekarang, hanya ada langit cerah.” (hal 229)
“Kau
harus menemukan harapan di mana pun kau berada.” (hal 233)
Tapi sulit membangun kehidupan bersama,
ketika kata “bersama” tak benar-benar menjadi bagian dari rumusannya (hal 244)
“Kau tak tahu apa yang kaumiliki sampai
kau menghilangkannya,” (hal 252 – 253)
Terkadang orang-orang datang kembali ke
kehidupan kita karena menurut mereka itulah yang baik bagi mereka. Dan itu sama
sekali tak ada hubungannya dengan apa yang baik untukmu.” (hal 277)
“Segala sesuatu ada syaratnya, Nat. Semua
orang punya titik tempat mereka tahu bahwa diri mereka telah didorong terlampau
jauh.” (hal 319)
“Apa yang harus kauketahui tentang semua
ini, saat kau melewati semua ini: tak
peduli betapa tersesatnya kau di dalam labirin neraka dan kekacauan ini, pada
akhirnya, aku berjanji kau akan ditemukan.” (hal 339)
Bahwa ada hal-hal lebih buruk dalam
kehidupan jika dibandingkan dengan meninggalkan seseorang yang pernah
kaucintai. (hal 347)
Rasa
: Salut, merasa tertantang, memahami,
mengerutkan dahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar