Judul : Gone
Sub Judul : Tiada
Penulis : Lisa
McMann
Alih Bahasa : Rosemary Kesauly
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 216
Sinopsis:
Janie mengira ia
tahu masa depannya. Dan ia merasa bisa menerimanya meskipun masa depan itu suram.
Namun ia tidak
ingin menyeret Cabel.
Janie tahu cowok
itu akan setia mendampinginya meskipun tahu apa yang akan terjadi. Cabel memang
menakjubkan. Karena itu Janie justru harus pergi.
Lalu seseorang
hadir dalam hidup Janie—dan segalanya jadi kacau. Masa depan yang sudah
diketahuinya sekarang berubah. Sendirian, ia harus memutuskan mana pilihan
terbaik di antara yang buruk.
Dan sementara
itu waktu terus berjalan....
~ <<<>>> ~
“Aku hanya berusaha keluar dari semua
ini, kau tahu? Menghadapi semua kekacauan ini satu persatu, berharap masalah
yang muncul adalah masalah terakhir, lalu aku melihat ke depan dan sadar,
sialan. Ada masalah lain lagi. Aku hanya berharap suatu hari nanti akan
benar-benar bebas.” (hal 86)
Setelah terungkapnya kasus di Fieldridge
High School, Janie menjadi sorotan publik. Saat itulah dia akhirnya berlibur
bersama Cabel di pondok sewaan Charlie dan Megan.
Setelah mengetahui fakta tentang
penangkap mimpi, Janie harus menentukan pilihan apakah tetap bekerja dengan Kapten
Fran Komisky atau mengucilkan diri, dan itu bukan keputusan yang mudah.
Pada saat sedang berlibur dengan Cabel,
tiba-tiba Carrie sahabatnya menelepon untuk mengabarkan sesuatu yang buruk
terjadi pada ibu Janie dan Carrie harus membawanya ke rumah sakit – ibu Janie
pecandu alkohol –
Sesampai di rumah sakit kenyataan
menghampirinya, bukan ibunya yang sakit tapi seseorang, seseorang yang tidak
pernah dia temui seumur hidupnya, perlahan-lahan terbukalah fakta tentang
mengapa dia menjadi seorang penangkap mimpi, dia mengikuti petunjuk-petunjuk
untuk menentukan pilihan hidupnya. Petualangan Janie untuk menentukan pilihan
dimulai kembali.
Wow… akhir di buku ini membuatku senang,
semuanya terasa masuk akal dan melegakan :) Misteri Janie sebagai penangkap
mimpi akhirnya terungkap.
Novel ini diceritakan seperti diari, ada
tanggal dan jam, sangat mudah sekali membacanya tanpa merasa bosan dan membuat
penasaran terus sampai buku ketiga.
Energi Janie yang terbuang banyak dan
kelelahannya saat tersedot ke dalam mimpi seseorang sangat terasa, seakan-akan
aku juga merasakannya.
Di buku ketiga ini tidak ada kasus dari Kapten
Fran Komisky yang harus dipecahkan, tapi kita diajak menelusuri sejarah tentang
Janie.
Tapi hidup terus berjalan.
Segala sesuatu terus bergerak ke arah
yang satu atau ke arah lain. Hubungan, kemampuan, penyakit, ketidakmampuan. Pengetahuan.
(hal 215)
~ <<<>>> ~
“Kau tahu, tak ada yang akan berpandangan
buruk tentangmu karena hal-hal yang tidak bisa kau kendalikan, seperti kelakuan
ibumu.” (hal 35)
Ada hal-hal yang justru lebih mudah jika
dilakukan sendirian. (hal 41)
Mungkin hati yang hancur bisa lebih mudah
pulih dari pada tangan dan mata yang rusak. (hal 52)
Tangannya hangat dan kasar.
Persis seperti tangan ayah yang
seharusnya. (hal 119)
Kau tidak boleh mengabaikan keluargamu. (hal
203)
Tidak ada komitmen. Tidak ada
rencana-rencana besar. Hanya menjalani hidup, setiap hari. (hal 209)
Rasa
: Mengalir, sakit semua,
tegang, lega, senang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar