Judul :
Unfinished Journal
Sub Judul :
Sebuah Perjalanan untuk Menyelamatkan Masa Depan Umat Manusia
Penulis :
Fauzi
Penerbit : DAR! Mizan
Halaman :
166
Sinopsis:
Perang
nuklir yang sangat dahsyat terjadi pada 2065. Banyak korban berjatuhan dan
hanya sedikit negara yang bisa bertahan. Indonesia termasuk salah satu negara
yang menjadi korban perang tersebut. Untunglah, para penduduknya masih sanggup bertahan
setelah melewati tahun-tahun yang seperti neraka.
Namaku Ardi
Nurdiana, aku tinggal di Bandung, dan sekarang 2093. Tahun yang menurutku
merupakan masa-masa terkelam umat
manusia. Saat ini, kami hidup di dalam kubah buatan yang kami sebut
“kota”. Dunia luar sangat mengerikan. Udara menipis dan terasa berat bahkan
sudah sangat kotor.
Aku
sendirian dan putus asa. Aku tidak bisa lagi memaknai hidup. Aku sama sekali
tak berdaya menghadapi semua ini. Aku ingin semua segera berakhir…. Itulah
pikiranku sebelum bertemu Profesor Erid. Beliau memiliki sesuatu untuk mengubah
keadaan dunia ini, yaitu sebuah tabung aneh, yang oleh beliau disebut
kendaraan, kendaraan yang bias mengubah sejarah, dan dinamakan mesin waktu.
~
<<<>>> ~
Menceritakan
kehidupan seorang anak laki-laki berumur 16th di tahun 2093 dimana
air dan oksigen adalah barang yang paling berharga ditahun itu. Cerita ini
benar-benar menggambarkan keseharian Ardi dengan orang tua, kakak dan
teman-temannya.
Pesan moral
disini sangat jelas, “jangan merusak bumi” dengan contoh perusakan bumi yang
ada dibuku ini seperti membuang sampah disungai, menebang pohon sembarangan.
Sebenernya
di saat-saat tertentu aku agak gemes juga sama si tokoh utama yaitu Ardi gak
teges banget, huuufh… mau bagaimana lagi maklumlah dia hanya remaja biasa tapi
pada akhirnya aku salut juga karena dia melakukan langkah yang berani :)
Aku
benar-benar tidak tahu kalau ini ternyata fantasteen pas aku beli, waktu itu
aku hanya baca sinopsisnya dan tertarik karena lokasi cerita ada di Indonesia,
Bandung tepatnya. Waktu aku mencari tahu siapa pengarangnya dengan membuka hal
terakhir buku, aku berpikir… wow ternyata masih muda nech, trus lanjut baca pengantar
di halaman pertama ternyata ada Salam Fantasteen! Eh… aku baru ngeh hahahaha,
ya ampun aku gak liat logo fantasteen di depan buku :)
Maju Terus
Fantasteen!
~
<<<>>> ~
“Sebuah
masalah adalah sebuah jurang, Ardi. Sebuah jurang yang terbentang di depan saat
kau harus mencapai ujungnya secepat mungkin. Saat kau sedang berlari tanpa
dapat berhenti. Kau tak akan bisa menghindarinya. Jika kau berusaha menghindar
dan pura-pura tak tahu, kau akan jatuh. Hal yang harus kau lakukan adalah
berusaha melompatinya. Itu soal berhasil atau mati. Itulah prinsip para
ilmuwan.” (hal 35 – 36)
“Aku bermimpi
menjadi tawa itu. Tawa selalu menyelamatkan kita dari bencana besar. Meski
bencana itu sangat serius, dengan tawa, kita selalu bisa menghadapinya. Aku
hanya ingin menjadi sesuatu yang dapat mengobati kepahitan dunia saat ini.
Semuanya sungguh membingungkan. Tapi percayalah, dengan tawa, kalian akan
mengerti manisnya hidup.” (hal 77 – 78)
“Kau masih
memiliki harapan. Berharaplah meski harapan kadang hanya membutakan. Namun,
siapa yang tahu, suatu saat, harapanmu akan menjadi kenyataan. Tanpa harapan,
tidak ada kenyataan.” (hal 99)
Rasa
: kagum, ‘mengerutkan dahi’ – bingung, setuju, mereka-reka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar