Rabu, 15 Januari 2014

Unfinished Journal - Fauzi





Judul : Unfinished Journal
Sub Judul : Sebuah Perjalanan untuk Menyelamatkan Masa Depan Umat Manusia
Penulis : Fauzi
Penerbit : DAR! Mizan
Halaman : 166

Sinopsis:
Perang nuklir yang sangat dahsyat terjadi pada 2065. Banyak korban berjatuhan dan hanya sedikit negara yang bisa bertahan. Indonesia termasuk salah satu negara yang menjadi korban perang tersebut. Untunglah, para penduduknya masih sanggup bertahan setelah melewati tahun-tahun yang seperti neraka.
Namaku Ardi Nurdiana, aku tinggal di Bandung, dan sekarang 2093. Tahun yang menurutku merupakan masa-masa terkelam umat  manusia. Saat ini, kami hidup di dalam kubah buatan yang kami sebut “kota”. Dunia luar sangat mengerikan. Udara menipis dan terasa berat bahkan sudah sangat kotor.
Aku sendirian dan putus asa. Aku tidak bisa lagi memaknai hidup. Aku sama sekali tak berdaya menghadapi semua ini. Aku ingin semua segera berakhir…. Itulah pikiranku sebelum bertemu Profesor Erid. Beliau memiliki sesuatu untuk mengubah keadaan dunia ini, yaitu sebuah tabung aneh, yang oleh beliau disebut kendaraan, kendaraan yang bias mengubah sejarah, dan dinamakan mesin waktu.

~ <<<>>> ~

Menceritakan kehidupan seorang anak laki-laki berumur 16th di tahun 2093 dimana air dan oksigen adalah barang yang paling berharga ditahun itu. Cerita ini benar-benar menggambarkan keseharian Ardi dengan orang tua, kakak dan teman-temannya.
Pesan moral disini sangat jelas, “jangan merusak bumi” dengan contoh perusakan bumi yang ada dibuku ini seperti membuang sampah disungai, menebang pohon sembarangan.
Sebenernya di saat-saat tertentu aku agak gemes juga sama si tokoh utama yaitu Ardi gak teges banget, huuufh… mau bagaimana lagi maklumlah dia hanya remaja biasa tapi pada akhirnya aku salut juga karena dia melakukan langkah yang berani :)

Aku benar-benar tidak tahu kalau ini ternyata fantasteen pas aku beli, waktu itu aku hanya baca sinopsisnya dan tertarik karena lokasi cerita ada di Indonesia, Bandung tepatnya. Waktu aku mencari tahu siapa pengarangnya dengan membuka hal terakhir buku, aku berpikir… wow ternyata masih muda nech, trus lanjut baca pengantar di halaman pertama ternyata ada Salam Fantasteen! Eh… aku baru ngeh hahahaha, ya ampun aku gak liat logo fantasteen di depan buku :)
Maju Terus Fantasteen!

~ <<<>>> ~

“Sebuah masalah adalah sebuah jurang, Ardi. Sebuah jurang yang terbentang di depan saat kau harus mencapai ujungnya secepat mungkin. Saat kau sedang berlari tanpa dapat berhenti. Kau tak akan bisa menghindarinya. Jika kau berusaha menghindar dan pura-pura tak tahu, kau akan jatuh. Hal yang harus kau lakukan adalah berusaha melompatinya. Itu soal berhasil atau mati. Itulah prinsip para ilmuwan.” (hal 35 – 36)

“Aku bermimpi menjadi tawa itu. Tawa selalu menyelamatkan kita dari bencana besar. Meski bencana itu sangat serius, dengan tawa, kita selalu bisa menghadapinya. Aku hanya ingin menjadi sesuatu yang dapat mengobati kepahitan dunia saat ini. Semuanya sungguh membingungkan. Tapi percayalah, dengan tawa, kalian akan mengerti manisnya hidup.” (hal 77 – 78)

“Kau masih memiliki harapan. Berharaplah meski harapan kadang hanya membutakan. Namun, siapa yang tahu, suatu saat, harapanmu akan menjadi kenyataan. Tanpa harapan, tidak ada kenyataan.” (hal 99)

Rasa : kagum, ‘mengerutkan dahi’ – bingung, setuju, mereka-reka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar