Senin, 27 Juli 2015

Gone – Lisa McMann



Judul : Gone
Sub Judul : Tiada
Penulis : Lisa McMann
Alih Bahasa : Rosemary Kesauly
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 216


Sinopsis:

Janie mengira ia tahu masa depannya. Dan ia merasa bisa menerimanya meskipun masa depan itu suram.

Namun ia tidak ingin menyeret Cabel.

Janie tahu cowok itu akan setia mendampinginya meskipun tahu apa yang akan terjadi. Cabel memang menakjubkan. Karena itu Janie justru harus pergi.

Lalu seseorang hadir dalam hidup Janie—dan segalanya jadi kacau. Masa depan yang sudah diketahuinya sekarang berubah. Sendirian, ia harus memutuskan mana pilihan terbaik di antara yang buruk.

 Dan sementara itu waktu terus berjalan....

~ <<<>>> ~


“Aku hanya berusaha keluar dari semua ini, kau tahu? Menghadapi semua kekacauan ini satu persatu, berharap masalah yang muncul adalah masalah terakhir, lalu aku melihat ke depan dan sadar, sialan. Ada masalah lain lagi. Aku hanya berharap suatu hari nanti akan benar-benar bebas.” (hal 86)


Setelah terungkapnya kasus di Fieldridge High School, Janie menjadi sorotan publik. Saat itulah dia akhirnya berlibur bersama Cabel di pondok sewaan Charlie dan Megan.

Setelah mengetahui fakta tentang penangkap mimpi, Janie harus menentukan pilihan apakah tetap bekerja dengan Kapten Fran Komisky atau mengucilkan diri, dan itu bukan keputusan yang mudah.

Pada saat sedang berlibur dengan Cabel, tiba-tiba Carrie sahabatnya menelepon untuk mengabarkan sesuatu yang buruk terjadi pada ibu Janie dan Carrie harus membawanya ke rumah sakit – ibu Janie pecandu alkohol –

Sesampai di rumah sakit kenyataan menghampirinya, bukan ibunya yang sakit tapi seseorang, seseorang yang tidak pernah dia temui seumur hidupnya, perlahan-lahan terbukalah fakta tentang mengapa dia menjadi seorang penangkap mimpi, dia mengikuti petunjuk-petunjuk untuk menentukan pilihan hidupnya. Petualangan Janie untuk menentukan pilihan dimulai kembali.

Wow… akhir di buku ini membuatku senang, semuanya terasa masuk akal dan melegakan :) Misteri Janie sebagai penangkap mimpi akhirnya terungkap.

Novel ini diceritakan seperti diari, ada tanggal dan jam, sangat mudah sekali membacanya tanpa merasa bosan dan membuat penasaran terus sampai buku ketiga.

Energi Janie yang terbuang banyak dan kelelahannya saat tersedot ke dalam mimpi seseorang sangat terasa, seakan-akan aku juga merasakannya.

Di buku ketiga ini tidak ada kasus dari Kapten Fran Komisky yang harus dipecahkan, tapi kita diajak menelusuri sejarah tentang Janie.

Tapi hidup terus berjalan.
Segala sesuatu terus bergerak ke arah yang satu atau ke arah lain. Hubungan, kemampuan, penyakit, ketidakmampuan. Pengetahuan. (hal 215)

~ <<<>>> ~

“Kau tahu, tak ada yang akan berpandangan buruk tentangmu karena hal-hal yang tidak bisa kau kendalikan, seperti kelakuan ibumu.” (hal 35)

Ada hal-hal yang justru lebih mudah jika dilakukan sendirian. (hal 41)

Mungkin hati yang hancur bisa lebih mudah pulih dari pada tangan dan mata yang rusak. (hal 52)

Tangannya hangat dan kasar.
Persis seperti tangan ayah yang seharusnya. (hal 119)

Kau tidak boleh mengabaikan keluargamu. (hal 203)

Tidak ada komitmen. Tidak ada rencana-rencana besar. Hanya menjalani hidup, setiap hari. (hal 209)

 
Rasa : Mengalir, sakit semua, tegang, lega, senang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar