Rabu, 29 Juli 2015

Under The Knife – Tess Gerritsen





Judul : Under The Knife
Sub Judul : Malapraktik
Penulis : Tess Gerritsen
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 336


Jendela-jendela sangat besar itu dibingkai tirai putih bersih, ia dapat mendengar ombak menerpa dinding laut di luar. Kekejaman alam, begitu dekat, begitu menakutkan.
Namun tidak terlalu menakutkan dibanding kekejaman manusia. (hal 129 – 130)


Sinopsis:

Bagi David Ransom, hal ini dimulai sebagai kasus biasa. Malapraktik. Sebagai pengacara bagi keluarga yang berduka, ia berniat menghancurkan dokter yang lalai itu. Lalu Dr. Kate Chesne menghambur ke dalam kantornya, menantangnya untuk mencari tahu kebenarannya—bahwa dia dijebak.
Pertama karier Kate-lah yang berada dalam bahaya. Kemudian, ketika korban lain ditemukan, David mulai memercayai wanita itu. Mendadak segalanya berubah menjadi lebih berbahaya. Di rumah sakit Honolulu, seorang pembunuh berkeliaran dengan bebas di antara pasien dan staf. Dan sekarang David mendapati dirinya melontarkan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang dipikirkan oleh Kate. Siapa berikutnya? Dan mengapa?

~ <<<>>> ~

Ada orang yang tak sanggup menyakiti seekor lalat pun.”
“ Sementara yang lain mampu melakukan pembunuhan.” (hal 167)

Dr. Henry Tanaka terbunuh di kliniknya setelah dia menerima surat dari pengacara Mr. Charles Decker. Sementara di tempat lain Ellen O’Brian meregang nyawa di meja operasi yang ditangani oleh Dr. Guy Santini, Dr. Kate Chesne dan salah seorang dokter residen.

Orang tua Ellen tidak terima, dan menyewa pengacara untuk menuntut Dr. Kate. Saat itulah Dr. Kate yang merasa dirinya benar memaksa masuk ke dalam kantor David Ransom sang pengacara untuk menjelaskan tentang kebenarannya, dan disambut sinis oleh David. Pertemuan mereka membekas dalam hati mereka masing-masing.

Di dalam kebingungannya Dr. Kate mendapat telepon dari Ann Richter seorang perawat yang mengetahui tentang kematian Ellen, pada saat Dr. Kate pergi ke apartemen Ann ternyata dia menemukan sesuatu yang tak terduga.

Sejak itu David berperan penting dalam penyelamatan dan penyelidikan kematian rekan Dr. Kate, semua spekulasi dikeluarkan. Dan benih-benih cinta antara mereka mulai tumbuh berkembang, kerinduan Dr. Kate dan David akan datangnya sentuhan orang yang di cintai –namun sama-sama gengsi – membuat mereka saling membutuhkan.

Wah… aku pikir pelakunya orang itu atau orang tidak dikenal itu tapi ternyata bukan! Aku benar-benar tertipu :)
Disini kisah hidup Charles Decker sungguh sangat menyentuh, tragis lebih tepatnya.
Dr. Kate disini digambarkan sebagai orang yang keras kepala tapi bagiku keras kepala dia masih bisa ditolerir, masuk akal. Sedangkan David sebenarnya baik karena masa lalunyalah yang membuat dia menutup diri.

Di hal 80 kenapa ada adegan yang diulang ya? Waktu Dr. Kate berlari menuruni tangga, tas tangannya terjatuh, pergelangan kaki nyeri, dan sampai di pintu darurat lantai tiga, memang bahasanya tidak sama tapi adegannya diulang dan bahasanya mirip, entah memang aslinya seperti itu atau memang ada kesalahan.


“Kita semua sanggup melakukan kekerasan. Terutama ketika menyangkut orang-orang yang kita cintai. Cinta dan benci berhubungan erat sekali.” (hal 272)

~ <<<>>> ~

Kenyataannya, menyelamatkan jiwa manusia, seperti menjual linoleum, hanyalah bisnis. (hal 29)

“Beberapa tanggal peringatan lebih baik dilupakan saja,” (hal 57)

“Masalahnya, David, kau belum berhasil mengatasi ketakutanmu terhadap kematian. Sampai kau bisa mengatasinya, kau tidak mungkin berdamai dengan kehidupan.” (hal 59)

“Rasa takut menyebabkan orang tidak menghiraukan sopan santun.” (hal 138)

“Menjadi manusia biasa memunculkan berbagai macam kerumitan. Termasuk pembunuhan.” (hal 170)

“Dunia ini tidak pernah benar-benar aman. Aku bisa mengatasinya.” (hal 198)

Tapi hanya aku satu-satunya orang yang peduli.
Kalau ingin selamat, aku harus berusaha sendiri. (hal 305)

Bahwa hidup terlalu berharga untuk disia-siakan dengan meratapi masa lalu. (hal 310)


Rasa : Tegang, tersenyum, mengalir, menebak-nebak, tersentuh, kasihan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar