Judul : For One More Day
Sub Judul: Satu Hari Bersamamu
Penulis : Mitch Albom
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 248
Sinopsis:
For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang
abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kaulakukan
seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kausayangi, yang telah
tiada?
Ketika masih kecil, Charley Benetto
diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi "anak mama atau anak
papa, tapi tidak bisa dua-duanya." Maka dia memilih ayahnya, memujanya---namun
sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley
dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu akan
keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh.
Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya---yang meninggal delapan tahun silam---masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya---yang meninggal delapan tahun silam---masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.
~ <<<>>> ~
Charley adalah seseorang yang telah
kehilangan pegangan hidupnya dan tenggelam dalam penyesalan karena ibunya sudah
tidak ada disampingnya. Pada saat ingin bunuh diri itulah akhirnya dia bertemu
dengan ibunya dan memulai perjalanan bersama-sama, menguak masa lalunya,
mengupas satu persatu tentang ibunya, apa yang dulu dia tidak tahu akhirnya
terbuka juga.
Posey ibu Charley wanita yang cantik,
pekerja keras, menyenangkan, bertekad kuat, sabar dan mandiri. Wanita yang
hebat. Dia bisa melewati tahun-tahun sulit tanpa mengeluh, padahal di tahun itu
wanita bercerai sangat tidak lazim, dianggap sebagai ancaman bagi wanita lain
dan dijauhi. Wanita yang berbesar hati, kuat dan tegar dimana pada waktu itu
tidak ada yang mau mengundangnya berpesta. Aku mengidolainya kagum akan
kebesaran hatinya.
Dibuku ini juga ada list yang ditulis
oleh Charley yaitu
1. Saat-saat ketika Ibu membelaku dan
2. Saat-saat ketika
aku tidak membela Ibu
Membaca list saat-saat ketika aku tidak
membela Ibu membuat dadaku sesak, kejadian di malam natal, pada saat membuat
ziti dan yang lainnya
Kejadian-kejadian pada saat Charley bersikap
menyebalkan terhadap ibunya membuatku ingin menendangnya :D huffh... namanya juga anak-anak dan remaja ya... tapi rasanya dia benar-benar keliru :( - membuatku bertanya-tanya apakah dulu aku juga menyebalkan begitu terhadap ibuku? apakah aku sudah berbuat baik pada ibuku? -
Selain itu ada beberapa surat dari Ibu
untuk Charley, di akhir surat Ibu selalu mengingatkan anaknya bahwa dia sayang
padanya
Semua yang dilakukan Posey menunjukkan
betapa besar kasih sayang ibu terhadap anaknya.
Novel ini mengingatkan kita untuk
meluangkan waktu bersama orang tua kita. Terkadang memang kita tenggelam dalam
kesibukan dan menunda kita untuk bertemu orang tua
Baca ini, untuk menyegarkan kembali
ingatanmu tentang apa yang pernah kamu perbuat pada ibumu atau ayahmu,
bersyukurlah karena orang tuamu masih ada dan luangkan waktu sejenak untuk
mereka :)
~ <<<>>> ~
“Ingat, Charley. Terkadang, anak-anak
ingin kau terluka sebagaimana dia terluka.” (hal 111)
“Tidak ada yang tidak bisa diperbaiki,”
(hal 134)
“Pendidikan itu segalanya, Charley.
Pendidikan adalah caramu melakukan sesuatu untuk hidupmu.” (hal 153)
“Kembali menjalani yang pernah kautinggalkan
itu lebih sulit daripada yang kaukira.” (hal 163)
Hitunglah jam-jam yang seharusnya bisa
kauhabiskan bersama ibu. Rentangannya sepanjang masa hidup itu sendiri. (hal
184)
“Menyia-nyiakan waktu itu sungguh
memalukan. Kita selalu berpikir kita punya terlalu banyak waktu.” (hal 186)
“Dunia ini sangat luas,” katanya,
menerawang. “Sesuatu selalu sedang terjadi di suatu tempat.” (hal 210)
Rasa
: Terharu, membenarkan,
tersadar, penasaran, sebel, tersenyum lega
Tidak ada komentar:
Posting Komentar